BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama yang paling mulia dan
sempurna dihadapan Allah SWT. Proses perkembangan, pertumbuhan, serta
penyebaran agama Islam di seluruh penjuru dunia tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Semua itu tidak terlepas dari perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Sehingga, perkembangan agama Islam masih ada sampai sekarang dan berkembang
pesat. Namun, perkembangan itu juga masih banyak yang kurang mendalami mengenai
agama Islam.
Islam sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan
kepada manusia mengenai semua aspek hidup dan kehidupanya, dapat diibaratkan
seperti jalan raya yang lurus dan mendaki, memberi peluang kepada manusia yang
melaluinya sampai ke tempat yang dituju, tempat tertinggi dan mulia. Jalan raya
itu lebar, kiri kananya berpagar Al-Qur’an dan Al-Hadits. Pada jalan itu juga
terdapat rambu-rambu, tanda-tanda (marka) serta jalur-jalur sebanyak aspek
kehidupan manusia. Siapa saja yang memasuki gerbang jalan raya itu baik karena
keturunan maupun karena mengucapkan dua kalimat syahadat, wajib memperhatikan
rambu-rambu, tanda-tanda, dan berjalan melalui jalur-jalur yang telah ada.
Adanya degradasi akhlaq disebabkan karena kurangnya
pengetahuan yang mendalam tentang Islam. Kebanyakan orang Islam sekarang
mengaku Islam tetapi tidak disertai dengan pengamalannya. Dengan kata lain,
umat Islam tidak secara kaffah memeluk Islam, tetapi hanya setengah. Oleh
karena itu perlunya pemahaman tentang Agama Islam benar-benar diperlukan
sehingga kita bisa lebih mudah untuk memahami Islam lebih jauh.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang akan dibahas dan menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dan ruang lingkup
agama Islam?
2. Bagaimana klasifikasi agama dan
agama Islam?
3. Bagaimana kerangka dasar agama
Islam?
4. Bagaimana ruang lingkup ajaran
islam?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang ingin dicapai penulis dalam
makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dan ruang
lingkup agama Islam
2. Mengetahui klasifikasi agama dan
agama Islam
3. Mengetahui kerangka dasar agama
Islam
4. Mengetahui ruang lingkup ajaraan
islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dan Ruang Lingkup Agama
Islam
1. Pengertian Agama Islam
a. Secara Etimologi
Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata ”Islam”
berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa dan
damai. Dari kata itu terbentuk kata aslama, yuslimu, islaman, yang berarti juga
menyerahkan diri, tunduk, paruh, dan taat. Sedangkan muslim yaitu orang yang
telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan tunduk kepada Allah
SWT.
b. Secara Terminologi
Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama
bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui
seorang rasul. Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia
mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Islam merupakan ajaran yang
lengkap , menyeluruh dan sempurna yang mengatur tata cara kehidupan seorang
muslim baik ketika beribadah maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
Islam juga merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam,
Nabi Ibrahim, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi
lainnya.
Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 132, Allah
berfirman :
وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ
يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم
مُّسۡلِمُونَ
Artinya :
”Nabi Ibrahim telah
berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi Ya’kub, Ibrahim berkata :
Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam sebagai agamamu, sebab itu
janganlah kamu meninggal melainkan dalam memeluk agama Islam”. (QS.
Al-Baqarah, 2:132)
Nabi Isa juga membawa agama Islam, seperti dijelaskan
dalam ayat yang berbunyi sebagai berikut :
فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ
مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِۖ
قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ
ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ
Artinya :
”Maka ketika Nabi
Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkata dia : Siapakah yang
akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah (Islam)? Para
Hawariyin (sahabat beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya
kami adalah orang-orang muslim” (QS. Ali Imran, 3:52).
Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama yang
dihubungkan dengan manusia yang mendirikan atau yang menyampaikan agama itu
atau dengan tempat lahir agama bersangkutan seperti agama Budha (Budhism),
agama Kristen (Christianity), atau agama Yahudi (Judaism). Nama agama yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad ini tidak dihubungkan dengan nama orang yang
menyampaikan wahyu itu kepada manusia atau nama tempat agama itu mula-mula
tumbuh dan berkembang. Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang diwahyukan
kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan kepada manusia. Dibawa secara
berantai (estafet) dari satu generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan
ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia
dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt
Oleh karena itu penamaan Muhamedanism untuk agama
Islam dan Mohammedan untuk orang-orang Islam yang telah dilakukan berabad- abad
oleh orang Barat, terutama oleh para orientalis adalah salah. Kesalahan ini
disebabkan karena para penulis Barat menyamakan agama Islam dengan agama-agama
lain, misalnya dengan Chrisianity yang diajarkan oleh Jesus Kristus atau
Budhism yang diajarkan oleh Budha Gautama dan lain-lain.
Di dalam bahasa islam tidak ada kata yang semakna
dengan kata sekuler. Sekulerisme adalah paham yang percaya Tuhan tetapi
hokum-hukum Tuhan dan syariat agama tidak boleh dipergunakan untuk mengatur
hidup dan kehidupan manusia dalam masyarakat. Hal itu sangat bertentangan
dengan ajaran agama Islam yang mengajarkan suatu jalan hidup yang menyeluruh
tidak mengecualikan apapun juga (SH. Nasr 1981 : 14).
Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan
komitmen umat Islam terhadap Islam. Komitmen tersebut intinya terdapat dalam
QS. Al-Asr(103) yang berbunyi :
وَٱلۡعَصۡرِ (١
إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِى خُسۡرٍ (٢
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ
ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ (٣
Artinya :
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar berada dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati kebenaran
dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Berdasarkan dari surat Al-Asr di atas ada 5 (lima)
komitmen atau kerikatan seorang muslim dan muslimat terhadap Islam. Komitmen
tersebut adalah :
a. Meyakini, mengimani kebebaran
agama Islam seyakin-yakinnya.
b. Mempelajari, mengilmui ajaran
Islam secara baik dan benar.
c. Mengamalkan ajaran Islam dalam
kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
d. Mendakwahkan, menyebarkan ajaran
Islam secara bijaksana disertai argumentasi yang meyakinkan dengan bahasa yang
baik dan
e. Sabar dalam berIslam, dalam
meyakini mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan agama Islam.
Berhubungan dengan sekulerisme, dalam segala bentuknya
tersebut di atas perlu ditegaskan bahwa Negara Republik Indonesia bukanlah
negara sekuler dan bukan pula negara agama yaitu negara yang didasarkan agama
tertentu. Negara Republik Indonesia menurut Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 adalah
negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan Yang Maha Esa
adalah sila pertama dan terutama Pancasila.
2. Ruang Lingkup Agama Islam
1. Din berarti “agama” Al-Fath : 28
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُ ۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ
ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُ ۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدً۬ا
Artinya :
Dia-lah yang
mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar
dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
2. Din berarti “ibadah” surat
Al-Mukminun : 14
ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةً۬ فَخَلَقۡنَا
ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَـٰمً۬ا فَكَسَوۡنَا
ٱلۡعِظَـٰمَ لَحۡمً۬ا ثُمَّ أَنشَأۡنَـٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ
أَحۡسَنُ ٱلۡخَـٰلِقِينَ
Artinya :
Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
[berbentuk] lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
3. Din berarti “kekuatan”
surat Luqman 32
وَإِذَا غَشِيَہُم مَّوۡجٌ۬ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُاْ
ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّٮٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ فَمِنۡهُم
مُّقۡتَصِدٌ۬ۚ وَمَا يَجۡحَدُ بِـَٔايَـٰتِنَآ إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ۬ كَفُورٍ۬
Artinya :
Dan apabila mereka
dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan
keta’atan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan,
lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus [2]. Dan tidak ada yang mengingkari
ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.
4. Din berarti “pembalasan hari
kiamat” surat as-syuara
AL-IMRAN 85
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن
يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
Artinya :
Barangsiapa mencari
agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [agama itu]
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
AL-MAIDAH 3
حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحۡمُ
ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلۡمُنۡخَنِقَةُ
وَٱلۡمَوۡقُوذَةُ وَٱلۡمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ
إِلَّا مَا ذَكَّيۡتُمۡ وَمَا ذُبِحَ
عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسۡتَقۡسِمُواْ بِٱلۡأَزۡلَـٰمِۚ ذَٲلِكُمۡ فِسۡقٌۗ
ٱلۡيَوۡمَ يَٮِٕسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ
وَٱخۡشَوۡنِۚ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ
نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬اۚ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِى
مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٍ۬ لِّإِثۡمٍ۬ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬
Artinya :
Diharamkan bagimu
[memakan] bangkai, darah[1], daging babi, [daging hewan] yang disembelih atas
nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[2], dan
[diharamkan bagimu] yang disembelih untuk berhala. Dan [diharamkan juga]
mengundi nasib dengan anak panah[3], [mengundi nasib dengan anak panah itu]
adalah kefasikan. Pada hari ini [4] orang-orang kafir telah putus asa untuk
[mengalahkan] agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan
takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barangsiapa terpaksa[5] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
AL-BAQARAH 102
وَلَوۡ أَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَمَثُوبَةٌ۬
مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ خَيۡرٌ۬ۖ لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ
Sesungguhnya kalau
mereka beriman dan bertakwa, [niscaya mereka akan mendapat pahala], dan
sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.
AL-HAJJ 78
وَجَـٰهِدُواْ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦۚ هُوَ
ٱجۡتَبَٮٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِى ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٍ۬ۚ مِّلَّةَ
أَبِيكُمۡ إِبۡرَٲهِيمَۚ هُوَ سَمَّٮٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِى
هَـٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُہَدَآءَ عَلَى
ٱلنَّاسِۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ
بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَٮٰكُمۡۖ فَنِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ
Artinya :
Dan berjihadlah
kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih
kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan. [Ikutilah] agama orang tuamu Ibrahim. Dia [Allah] telah menamai
kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu [1] dan [begitu pula] dalam [Al
Qur’an] ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua
menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah
zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka
Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
AL-BAQARAH 132
وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ
يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Artinya :
Dan Ibrahim telah
mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. [Ibrahim
berkata]: "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini
bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam"
YUSUF 101
رَبِّ قَدۡ ءَاتَيۡتَنِى مِنَ ٱلۡمُلۡكِ وَعَلَّمۡتَنِى
مِن تَأۡوِيلِ ٱلۡأَحَادِيثِۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ أَنتَ وَلِىِّۦ
فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِۖ تَوَفَّنِى مُسۡلِمً۬ا وَأَلۡحِقۡنِى
بِٱلصَّـٰلِحِينَ
Artinya :
Ya Tuhanku,
sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan
telah mengajarkan kepadaku sebahagian takbir mimpi. [Ya Tuhan]. Pencipta langit
dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam
keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.
AN-NAML 29 – 31
قَالَتۡ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمَلَؤُاْ إِنِّىٓ أُلۡقِىَ
إِلَىَّ كِتَـٰبٌ۬ كَرِيمٌ (٢٩
إِنَّهُ ۥ مِن سُلَيۡمَـٰنَ وَإِنَّهُ ۥ بِسۡمِ ٱللَّهِ
ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (٣٠
أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَىَّ وَأۡتُونِى مُسۡلِمِينَ (٣١)
Artinya :
Berkata ia
[Balqis]: "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku
sebuah surat yang mulia. (29) Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan
sesungguhnya [isi] nya: ’Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. (30) Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah
kepadaku sebagai orang-orang berserah diri’". (31)
AL-IMRAN 52
فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡہُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ
مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ
ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ
Artinya :
Maka tatkala ’Isa
mengetahui keingkaran mereka [Bani Israil] berkatalah dia: "Siapakah yang
akan menjadi penolong-penolongku untuk [menegakkan agama] Allah?" Para
hawariyyin [sahabat-sahabat setia] menjawab: "Kamilah penolong-penolong
[agama] Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang berserah diri.
Terlaksananya tujuan hidup manusia merupakan
perwujudan diberlakukan nya fungsi-fungsi Islam dalam kehidupan manusida dan
masyarakat yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu untuk memahami
fungsi-fungsi atau kedudukan Islam dalam kehidupan, berikut ini penjelasannya :
1. Islam Sebagai Agama Allah. Fungsi
Islam sebagai agama Allah dinyatakan dalam predikatnya yaitu dienul haq (agama
yang benar), dimana kehadiran dan kebenaran agama Islam nyata sepanjang zaman.
Islam juga dinyatakan sebagai dinul khalis yang berarti kesucian dan kemurnian
serta keaslian Islam terjaga sepanjang masa.
2. Islam sebagai Panggilan Allah.
Allah memanggil orang yang beriman dan bertakwa kepada Islam dengan mengutus
Rasul-Nya membawa Islam agar supaya disampaikan dan diajarkan kepada manusia .
Oleh karena itu para rasul dan para pengikut nya yang setia hanya mengajak
manusia kepada Islam.
3. Islam sebagai Rumah yang Dibangun
oleh Allah. Allah menjadikan Islam sebagai ”rumah” yang disediakan bagi
hamba-Nya yang beriman dan bertakwa agar mereka hidup sebagai keluarga muslim.
Dengan demikian Islam merupakan wadah yang mempersatukan orang yang beriman dan
bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah dalam kehidupan manusia
dan masyarakat.
4. Islam Sebagai Jalan yang Lurus.
Orang yang beriman dan bertakwa yang memenuhi panggilan Allah kepada Islam,
tetap dalam Islam melaksanakan ajaran Islam, karena mereka tahu dan mengerti
bahwa Islam itu agama Allah. Merekalah yang sedang berjalan pada jalan Allah
yaitu sirathal Mustaqim(jalan yang lurus).
5. Islam Sebagai Tali Allah. Sebagai
tali Allah, Islam merupakan pengikat yang mempersa- tukan orang yang beriman
dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah.
B. Klasifikasi Agama dan Agama Islam
Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat
dibagi menjadi (1) Agama wahyu (revealed religion) atau agama langit dan (2)
Agama budaya (cultural religion /natural religion) yang disebut juga agama bumi
atau agama alam.
Agama wahyu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Agama wahyu dapat dipastikan
kelahirannya. Pada waktu agama wahyu disampaikan malaikat (Jibril) kepada
manusia pilihan yang disebut utusan atau Rasul-Nya, pada waktu itulah agama
wahyu lahir.
2. Agama tersebut disampaikan kepada
manusia melalui Utusan atau Rasul Allah.
3. Memiliki kitab suci yang
berisi himpunan wahyu yang diturunkan oleh Allah.
4. Ajaran agama wahyu mutlak benar
karena berasal dari Allah yang Maha Benar, Maha Mengetahui segala-galanya.
5. Sistem hubungan manusia dengan
Allah dalam Agama wahyu, ditentu kan sendiri oleh Allah dengan penjelasan lebih
lanjut oleh Rasul-Nya.
6. Konsep ketuhanan agama
wahyu adalah monoteisme murni sebagai- mana yang disebutkan dalam ajaran agama
langit itu.
7. Dasar-dasar agama wahyu bersifat
mutlak, berlaku bagi seluruh umat manusia.
8. Sistem nilai agama wahyu
ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaras- kan dengan ukuran dan hakikat
kemanusiaan.
9. Agama wahyu menyebut sesuatu
tentang alam yang kemudian dibuktikan kebenarannya oleh ilmu pengetahuan(sains)
modern.
10. Melalui agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman,
tuntunan dan peringatan kepada manusia dalam pembentukan insan kamil, yakni
manusia yang sempurna, manusia baik yang bersih dari noda dan dosa.
Agama budaya memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1. Tidak dapat dipastikan
kelahiranya karena mengalami proses pertumbuhan sesuai dengan proses
pertumbuhan kebudayaan masyarakat
2. Tidak mengenal Utusan atau Rasul
Allah
3. Tidak memiliki kitab suci
4. Ajaran agama budaya
kebenaranya relative, terikat pada ruang dan waktu tertentu
5. Agama budaya berasal dari
pengetahuan serta pengalaman manusia
6. Konsep ketuhanan agama budaya
mulai dari dinamisme sampai kepada monoteisme tidak murni atau monoteisme
terbatas.
7. Dasar-dasar agama budaya bersifat
relative
8. Nilai-nilai agama budaya
ditentukan oleh manusia.
9. Hal-hal yang disebut agama budaya
tentang alam sering dibuktikan kekeliruanya oleh sains
10. Pembentukan manusia disandarkan pada pengalaman dan
penghayatan manusia
Sebagai contoh agama yang masuk ke dalam kelompok
agama wahyu adalah : Islam, Yahudi dan Nasrani. Sedangkan kelompok agama budaya
contohnya adalah Kong Hu Cu, Budha dan Hindhu. Islam sebagai agama wahyu,
tentunya jika kesepuluh tolok ukur di atas diterapkan kepada agama Islam,
hasilnya adalah sebagai berikut :
1. Agama Islam dilahirkan pada
tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah, bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M.
2. Disampaikan oleh Malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.
3. Meimiliki kitab suci Alquran yang
memuat asli semua wahyu yang diterima oleh Rasul-Nyaselama 22 tahun 2 bulan 22
hari, mula-mula di Mekah dan kemudian di Madinah.
4. Ajaran Islam mutlak benar karena
berasal dari Allah yang Maha Benar dan Maha Mengetahui segala sesuatu.
5. Sistem hubungan manusia dengan
Allah disebutkan dalam Alquran, dijelaskan dan dicontohkan pelaksanaannya oleh
Rasul-Nya.
6. Konsep Ketuhanan Islam adalah
tauhid, monoteisme murni, ke Esaan Allah, esa dalam Zat, esa dalam sifat , esa
dalam perbutan dan seterusnya.
7. Dasar-dasar agama Islam bersifat
fundamental dan mutlak, berlaku untuk seluruh umat manusia di manpun dia
berada.
8. Nilai-nilai terutama nilai-nilai
etika (akhlak) dan estetika (keindahan) yang ditentukan oleh Agama Islam sesuai
dengan fitrah manusia dan kemanu siaan.
9. Soal-soal alam (semesta) yang
disebutkan dalam Agama Islam yang dahulu diterima dengan keyakinan saja, kini
telah banyak dibuktikan kebenarannya oleh sains modern.
10. Bila petunjuk, pedoman dan tuntunan serta peringatan
agama Islam dilaksanakan dengan baik dan benar akan terbentuk insan kamil,
manusia sempurna.
Islam (Arab: al-islām,: "berserah diri kepada
Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT. Agama ini
termasuk agama Samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya
diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Kata Islam
merupakan penyataan kata nama yang berasal dari akar triliteral s-l-m, dan
didapat dari tata bahasa bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud "untuk
menerima, menyerah atau tunduk." Dengan demikian, Islam berarti penerimaan
dari dan penundukan kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan
menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme.
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua
kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "Laa ilaha
illallah, Muhammadur Rasulullah" — yang berarti "Tiada Tuhan selain
Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang meyakini dan
kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat
dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam dari
kepercayaan lamanya).
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mewahyukan Al-Qur'an
kepada Nabi Muhammad SAW, Penutup segala Nabi Allah (khataman-nabiyyin), dan
menganggap bahwa al-Qur'an dan Sunnah (kata dan amalan Nabi Muhammad SAW)
sebagai sumber fundamental Islam. Umat Islam juga meyakini Al-Qur'an sebagai
kitab suci dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada
keraguan di dalamnya (QS al-Baqarah:2). Allah juga telah berjanji akan menjaga
keotentikan Al-Qur'an hingga akhir zaman.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat
Islam juga diwajibkan untuk mengimani kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan
sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil, dan suhuf atau lembaran Ibrahim)
melalui nabi dan rasul terdahulu adalah benar adanya. Umat Islam juga percaya
bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami
perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini
bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai
penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Dalam Islam, visualisasi atau penggambaran Tuhan tidak
dapat dibenarkan, hal ini dilarang karena dapat berujung pada pemberhalaan dan
justru penghinaan, karena Tuhan tidak serupa dengan apapun (Asy-Syuraa QS. 42 :
11). Sebagai gantinya, Islam menggambarkan Tuhan dalam 99 nama/gelar/julukan
Tuhan (asma'ul husna) yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya sebagaimana
terdapat pada al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan
Allah kepada Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah
Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab,
ummat Islam merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada kata-kata atau kalimat di
dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan. Penurunannya
sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau
632 M. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan
yang disampaikan kepada Muhammad SAW, kemudian disampaikan lagi kepada
pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut.
Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang ada saat ini,
pertama kali dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah
Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 Masehi. Utsman bin Affan
kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru
kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu
dimusnahkan untuk keseragaman.
Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama
diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira',
Arab Saudi. Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun
Gajah (571-632 masehi). Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan
wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu
mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya.
Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya
berpindah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah
dasar permulaan perhitungan kalender Islam. Di Madinah, Muhammad dapat
menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin dari Madinah) dan muhajirin (kaum
muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah umat Islam. Timbulnya
tempat-tempat pembelajaran ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa
Arab di berbagai wilayah dunia Islam telah mewujudkan satu kontinuitas
kebudayaan Islam yang agung. Banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan bermunculan dari
berbagai negeri-negeri Islam, terutamanya pada zaman keemasan Islam sekitar
abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.
C. Ruang Lingkup Ajaran Islam
Ruang lingkup ajaran islam meliputi tiga bidang yaitu
aqidah, syari’ah dan akhlak
a. Aqidah
Aqidah arti bahasanya ikatan atau sangkutan. Bentuk
jamaknya ialah aqa’id. Arti aqidah menurut istilah ialah keyakinan hidup atau
lebih khas lagi iman. Sesuai dengan maknanya ini yang disebut aqidah ialah
bidang keimanan dalam islam dengan meliputi semua hal yang harus diyakini oleh
seorang muslim/mukmin. Terutama sekali yang termasuk bidang aqidah ialah rukun
iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada
kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari Akhir dan kepada qada’dan
qadar.
b. Syari’ah
Syari’ah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya
ialah peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak Tuhan,
sesama manusia dan alam seluruhnya, peraturan Allah yang mengatur hubungan
manusia dengan tuhan disebut ibadah, dan yang mengatur hubungan manusia dengan
sesama manusia dan alam seluruhnya disebut Muamalah. Rukun Islam yang lima
yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji termasuk ibadah, yaitu ibadah
dalam artinya yang khusus yang materi dan tata caranya telah ditentukan secara
parmanen dan rinci dalam al-Qur’an dan sunnah Rasululah Saw.
Selanjutnya muamalah dapat dirinci lagi, sehingga
terdiri dari
- Munakahat (perkawinan),
termasuk di dalamnya soal harta waris (faraidh) dan wasiat
- Tijarah (hukum niaga)
termasuk di dalamnya soal sewa-menyewa, utang-piutang, wakaf.
- Hudud dan jinayat keduanya
merupakan hukum pidana islam. Hudud ialah hukum bagi tindak kejahatan
zina, tuduhan zina, merampok, mencuri dan minum-minuman keras. Sedangkan
jinayat adalah hukum bagi tindakan kejahatan pembunuhan, melukai orang,
memotong anggota, dan menghilangkan manfaat badan, dalam tinayat berlaku
qishas yaitu “hukum balas”
- Khilafat
(pemerintahan/politik islam)
- Jihad (perang), termasuk
juga soal ghanimah (harta rampasan perang) dan tawanan).
c. Akhlak/etika.
Akhlak adalah berasal
dari bahasa Arab jamat dari “khuluq” yang artinya perangai atau tabiat. Sesuai
dengan arti bahasa ini, maka akhlak adalah bagian ajaran islam yang mengatur
tingkahlaku perangai manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan
“keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa
melalui pertimbangan fikiran”.
Dalam Islam selain
akhlak dikenal juga istilah etika. Etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan
arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat
(Amin, 1975 : 3).
Jadi, etika adalah
perbuatan baik yang timbul dari orang yang melakukannya dengan sengaja
dan berdasarkan kesadarannya sendiri serta dalam melakukan perbuatan itu dia
tau bahwa itu termasuk perbuatan baik atau buruk.
Etika harus
dibiasakan sejak dini, seperti anak kecil ketika makan dan minum dibiasakan
bagaimana etika makan atau etika minum, pembiasaan etika makan dan minum sejak
kecil akan berdampak setelah dewasa. Sama halnya dengan etika berpakaian, anak
perempuan dibiasakan menggunakan berpakaian berciri khas perempuan
seperti jilbab sedangkan laki-laki memakai kopya dan sebagainya. Islam sangat
memperhatikan etika berpakai sebagaimana yang tercantum dalam surat al-Ahsab di
atas.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Arti yang terkandung dalam perkataan Islam adalah
kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan (diri), ketaatan, dan
kepatuhan dengan sepenuh hati kepada kehendak Illahi. Kehendak Illahi yang
wajib ditaati dengan sepenuh hati oleh manusia itu, manfaatnya bukanlah untuk
Allah sendiri tetapi untuk kemaslahatan atau kebaikan manusia dan lingkungan
hidupnya.
Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat
dibagi menjadi (1) Agama wahyu (revealed religion) atau agama langit dan (2)
Agama budaya (cultural religion /natural religion) yang disebut juga agama bumi
atau agama alam.
Kerangka dasar agama Islam meliputi :
1. Aqidah, yakni iman
atau keyakinan
2. Syari’ah, yakni jalan
yang harus ditempuh oleh setiap umat Islam
3. Akhlaq, yakni sikap
yang menimbulkan kelakuan baik atau buruk
Sebagai agama wahyu terakhir, agama Islam merupakan
suatu sitem akidah dan syari’ah serta akhlaq yang mengatur hidup dan kehidupan
manusia dalam berbagai hubungan
Saran
Sebagai umat Islam, sudah menjadi kewajiban kita untuk
bertaqwa kepada Allah SWT. dan mengikuti tuntunan dari Nabi Muhammad SAW.
Segala macam peraturan ataupun kaidah yang ada di kehidupan telah diatur oleh
Allah sang pencipta, kita dapat mempelajari itu semua melalui kitab suci
Al-Qur’an dan Al-Hadits agar dalam menjalani kehidupan ini kita senantiasa
berada dalam jalan Allah SWT. yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Fitriarahmana. 2011. Pengertian Agama Islam
dan Ruang Lingkup Ajaranya. Diunduh dari http://fitriarahmana.blogspot.com/2011/03/pengertian-agama-islam-dan-ruang.html pada tanggal 24
Oktober 2012
Noname. 2012. Aqidah. Diunduh
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Syari’at_Islam dengan perubahan pada
tanggal 24 Oktober 2012
Noname. 2012. Syariat Islam. Diunduh
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Syari’at_Islam dengan perubahan pada
tanggal 24 Oktober 2012
TimPenyusun. 2005. Pendidikan Agama
Islam. Kebumen : Universitas Sebelas Maret
TimPenyusun. 2004. Islam Mulai Akar ke Daunnya. Bogor : BKIM IPB
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar