Minggu, 07 Januari 2018

Makalah Cara Pematangan Pisang Dengan Menggunakan Karbit

Makalah Cara Pematangan Pisang Dengan Menggunakan Karbit


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, bahwasanya penyusunan pembuatan makalah ini bisa terselesaikan pada waktunya,tema makalah ini adalah “ cara pematangan pisang menggunakan karbit  “  seperti kita ketahui bahwa kita harus menjaga kelestarian buah pisang di Indonesia.
Kami sadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan, jauh dari kesempurnaan,  dengan demikian kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kemajuan kami yang masih dalam tahap pembelaran ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas sekolah, tentunya segala bimbingan yang diberikan oleh guru sangat membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata mudah-mudahan makalah ini sangat bermanfaat bagi kami dan siapapun yang membaca ataupun menggunakannya, Amin

1.a Latar belakang
Sayuran dan buahan hasil pertanian pada umumnya setelah dipanen jika dibiarkan begitu saja akan  mengalami perubahan akibat pengaruh fisiologis, fisik, kimiawi parasit atau mikrobiologis. Perubahan-perubahan tersebut ada yang mengntungkan, tetapi kalau tidak dikendalikan akan sangat merugikan.
Sayuran dan buahan pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi, tetapi rendah dalam kandungan protein dan lemak. Komposisi setiap sayuran dan buah berbeda, tergantung pada varietas, cara panen, pemeliharaan tanaman, keadaan iklim, tingkat kematangan, kondisi selama pematangan dan kondisi ruang pematangan.
Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal dalam tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Etilen disebut juga ethane Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah menguap.
Etilen memiliki struktur yang cukup sederhana dan diproduksi pada tumbuhan tingkat tinggi, Etilen sering dimanfaatkan oleh para distributor dan importir buah. Buah dikemas dalam bentuk belum masak saat diangkut pedagang buah. Setelah sampai untuk diperdagangkan, buah tersebut diberikan etilen (diperam) sehingga cepat masak.
Dalam pematangan buah, etilen bekerja dengan cara memecahkan klorofil pada buah muda, sehingga buah hanya memiliki xantofil dan karoten. Dengan demikian, warna buah menjadi jingga atau merah.
Pada aplikasi lain, etilen digunakan sebagai obat bius (anestesi)
Fungsi lain etilen secara khusus adalah
• Mengakhiri masa dormansi
• Merangsang pertumbuhan akar dan batang
• Pembentukan akar adventif
• Merangsang absisi buah dan daun
• Merangsang induksi bunga Bromiliad
• Induksi sel kelamin betina pada bunga
• Merangsang pemekaran bunga
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia), Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Rasanya yang manis membuat banyak yang senang mengonsumsi buah ini, bahkan monyet pun penggemar buah ini. Buah berkulit kuning ini selain enak dikonsumsi ternyata memiliki manfaat segudang. Dari kesehatan hingga kecantikan, akan diperoleh bagi yang rajin mengonsumsi pisang.
Pisang yang matang lebih baik untuk dikonsumsi. Secara umum, kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A44RE, Vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg dan air 72 gram.
Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri atas mineral, vitamin, karbohidrat, serat, protein, lemak dan lain-lain, sehingga apabila orang hanya mengonsumsi buah pisang saja, sudah tercukupi secara minimal gizinya.
Bagi masyarakat Bali, pisang bukan sekadar makanan yang bergizi, melainkan juga menjadi salah satu kebutuhan bahan sajen atau upakara (sarana upacara). Menjelang hari raya, seperti Galungan, para ibu rumah tangga pasti akan memerlukan buah pisang yang matang. Dulu pematangannnya menggunakan daun pepaya atau jenis daun lain. Pisang dibungkus daun, selanjutnya dimasukkan ke dalam sebuah periuk besar, di bagian atas ditutup rapat, diisi api dalam sekam sebagai pemanas.
Kemudian dikenal teori pemasakan yang lebih cepat, yakni menggunakan karbit (kalsium karbor). Jangankan buah pisang yang umurnya tua, pisang yang umurnya masih tergolong muda (belum siap panen) pun akan segera matang walau dari sisi aroma atau rasa kurang nyaman. Dengan karbit, ibu-ibu merasa senang karena pisangnya cepat matang dengan warna yang sama dengan proses pematangan secara alami atau matang di pohon. Untuk itulah penulis mengangkat masalah ini sebagai bahan kajian.

1.b Dasar Teori
            Etilen adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang pada suhu kamar berbentuk gas. Etilen dapat dihasilkan oleh jaringan tanaman hidup, pada waktu-waktu tertentu senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan penting dalam proses pertumbuhan dan pematangan hasil-hasil pertanian (Winarno, 1992).
            Etilen adalah suatu gas yang dalam kehidupan tanaman dapat digolongkan sebagai hormon yang aktif dalam proses pematangan. Disebut hormone karena dapat memenuhi persyaratan sebagai hormone, yaitu dihasilkan oleh tanaman, bersifat mobil dalam jaringan tanaman dan merupakan senyawa organik. Secara tidak disadari, penggunaan etilen pada proses pematangan sudah lama dilakukan, jauh sebelum senyawa itu diketahui nama dan peranannya (Aman, 1989).
            Meskipun sekarang sudah ada bukti-bukti yang cukup meyakinkan yang mendukung pandangan bahwa C2H4 (etilen) itu sesungguhnya merupakan hormon pematangan, namun dalam penelitian dijumpai beberapa kesukaran, diantaranya: selama ini orang belum berhasil menghilangkan seluruh C2H4 (etilen) yang ada dalam jarigan untuk menunjukkan bahwa proses pematangan akan tertunda apabila C2H4 (etilen) tidak ada (Pantastico, 1989).
            Usaha-usaha untuk mengungkapkan atau mengetahui lebih lanjut tentang biogenesis pembentukan etilen terus berlangsung dengan dimulai penelitian-penelitian oleh para pakar, kali ini penelitian dengan memenfaatkan etilen itu sendiri dengan aktifitas yang khas pada jaringan beberapa buah-buahan yang kemungkinan akan dapat menjelaskan suatu tanda Tanya berkaitan dengan biogenesis pembentukan (Kartasapoetra, 1994).
            Etilen diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari asam amino metionin yang esensial pada seluruh jaringan tumbuhan. Produksi etilen bergantung pada tipe jaringan, spesies tumbuhan, dan tingkatan perkembangan[9]. Etilen dibentuk dari metionin melalui 3 proses[10]:
• ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilen. ATP dan air akan membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat.
• Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase(ACC-sintase) kemudian memfasilitasi produksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin).
• Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Reaksi ini dikatalisasi menggunakan enzim pembentuk etilen.
Dewasa ini dilakukan penelitian yang berfokus pada efek pematangan buah. ACC sintase pada tomat menjadi enzim yang dimanipulasi melalui bioteknologi untuk memperlambat pematangan buah sehingga rasa tetap terjaga.
            Etilen adalah zat cair yang tidak berwarna, kental dan manis, mudah larut dalam air, memiliki titik didih relatif tinggi dan titik beku rendah. Senyawa ini sering digunakan sebagai pelarut dan bahan pelunak (pelembut). Pada bidang pertanian etilen digunakan sebagai zat pemasak buah. Etilen adalah hormon tumbuh yang secara umum berlainan dengan auksin, griberelin dan sitokinin. Dalam keadaan normal, etilen akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana sekali. Etilen di alam akan berpengaruh apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses pematangan buah dalam fase klimaterik.
            Perlakuan pada buah mangga dengan menggunakan etilen pada konsentrasi yang berbeda akan mempengaruhi proses pemasakan buah. Pemasakan buah ini terlihat dengan adanya struktur warna kuning, buah yang lunak dan aroma yang khas. Kecepatan pemasakan buah terjadi karena zat tumbuh mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula. Proses pemecahan tepung dan penimbunan gula tersebut merupakan proses pemasakan yang ditandai dengan perubahan warna, tekstur dan bau buah.
            Proses sintesis protein terjadi pada proses pematangan seacra alami atau hormonal, dimana protein disintesis secepat dalam proses pematangan. Pematangan buah dan sintesis protein terhambat oleh siklohexamin pada permulaan fase klimatoris setelah siklohexamin hilang, maka sintesis etilen tidak mengalami hambatan. Sintesis ribonukleat juga diperlukan dalam proses pematangan. Etilen akan mempertinggi sintesis RNA pada buah mangga yang hijau.
            Etilen dapat juga terbentuk karena adanya aktivitas auksin dan etilen mampu menghilangkan aktivitas auksin karena etilen dapat merusak polaritas sel transport, pada kondisi anearob pembentukan etilen terhambat, selain suhu O2 juga berpengaruh pada pembentukan etilen. Laju pembentukan etilen semakin menurun pada suhu di atas 30 0 C dan berhenti pada suhu 40 0 C, sehingga pada penyimpanan buah secara masal dengan kondisi anaerob akan merangsang pembentukan etilen oleh buah tersebut. Etilen yang diproduksi oleh setiap buah memberi efek komulatif dan merangsang buah lain untuk matang lebih cepat.
            Buah berdasarkan kandungan amilumnya, dibedakan menjadi buah klimaterik dan buah nonklimaterik. Buah klimaterik adalah buah yang banyak mengandung amilum, seperti pisang, mangga, apel dan alpokat yang dapat dipacu kematangannya dengan etilen. Etilen endogen yang dihasilkan oleh buah yang telah matang dengan sendirinya dapat memacu pematangan pada sekumpulan buah yang diperam. Buah nonklimaterik adalah buah yang kandungan amilumnya sedikit, seperti jeruk, anggur, semangka dan nanas. Pemberian etilen pada jenis buah ini dapat memacu laju respirasi, tetapi tidak dapat memacu produksi etilen endogen dan pematangan buah.
            Proses Klimaterik dan pematangan buah disebabkan adanya perubahan kimia yaitu adanya aktivitas enzim piruvat dekanoksilase yang menyebabkan keanaikan jumlah asetaldehid dan etanol sehingga produksi CO2 meningkat. Etilen yang dihasilkan pada pematangan mangga akan meningkatkan proses respirasinya. Tahap dimana mangga masih dalam kondisi baik yaitu jika sebagian isi sel terdiri dari vakuola.
            Perubahan fisiologi yang terjadi sealam proses pematangan adalah terjadinya proses respirasi kliamterik, diduga dalam proses pematangan oleh etilen mempengaruhi respirasi klimaterik melalui dua cara, yaitu:
1. Etilen mempengaruhi permeabilitas membran, sehingga permeabilitas sel menjadi besar, hal tersebut mengakibatkan proses pelunakan sehingga metabolisme respirasi dipercepat.
2. Selama klimaterik, kandungan protein meningkat dan diduga etilen lebih merangsang sintesis protein pada saat itu. Protein yang terbentuk akan terlihat dalam proses pematangan dan proses klimaterik mengalami peningkatan enzim-enzim respirasi.
Ini menurut Ahli Pasca Panen dari Unbraw :
            Pisang dan buah sejenis, proses matang secara alamiah berproses kimiawi. Karbohidrat dalam kandungan daging buahnya berubah menjadi glukosa,yang membuat rasa manis dan melunak.Proses tersebut menghasilkan Gas Etilen. Gas ini merambat dari molekul satu ke yang lainnya membuat sekitarnya jadi matang pula.
            Hal ini yang menjadi dasar memberi Kalsium Karbit ( Calcium Carbide),digunakan untuk membantu proses pematangan.Kalsium karbit,kita sebut karbit saja,bila kena air atau uap air akan menghasilkan Gas Asetilin. Gas ini dalam struktur kimianya serupa dengan Etilen alami. Karena dipenuhi dengan Gas Asetilin inilah,buah akan berfermentasi serentak menjadi matang. Betul,apabila buah kurang matang akan tidak semanis yang matang,karena kandungan Karbohidrat – Zat Pati nya masih kurang. Gas asetilin karena ringan akan terbang dan tercampur dengan udara.
Bahaya yang ditimbulkan sampai sekarang belum ada bukti yang nyata,semuanya hanya berdasarkan asumsi tanpa bukti ilmiah.
            Pematangan buah dengan cara ini lebih sehat daripada dipakai Bahan Kimia Cair yang mengandung Etilen yang bercamour pospor. Phospor campuran ini ternmasuk bahan yang sangat beracun,lagipula aplikasinya dengan cara disemprotkan kekulit buahnya.
Pisang adalah tanaman buah berupa herbal yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia), Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Rasanya yang manis membuat banyak yang senang mengonsumsi buah ini, bahkan monyet pun penggemar buah ini. Buah berkulit kuning ini selain enak dikonsumsi ternyata memiliki manfaat segudang. Dari kesehatan hingga kecantikan, akan diperoleh bagi yang rajin mengonsumsi pisang.
Pisang yang matang lebih baik untuk dikonsumsi. Secara umum, kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A44RE, Vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg dan air 72 gram.
Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri atas mineral, vitamin, karbohidrat, serat, protein, lemak dan lain-lain, sehingga apabila orang hanya mengonsumsi buah pisang saja, sudah tercukupi secara minimal gizinya.
Bagi masyarakat Bali, pisang bukan sekadar makanan yang bergizi, melainkan juga menjadi salah satu kebutuhan bahan sajen atau upakara (sarana upacara). Menjelang hari raya, seperti Galungan, para ibu rumah tangga pasti akan memerlukan buah pisang yang matang. Dulu pematangannnya menggunakan daun pepaya atau jenis daun lain. Pisang dibungkus daun, selanjutnya dimasukkan ke dalam sebuah periuk besar, di bagian atas ditutup rapat, diisi api dalam sekam sebagai pemanas.
Kemudian dikenal teori pemasakan yang lebih cepat, yakni menggunakan karbit (kalsium karbor). Jangankan buah pisang yang umurnya tua, pisang yang umurnya masih tergolong muda (belum siap panen) pun akan segera matang walau dari sisi aroma atau rasa kurang nyaman. Dengan karbit, ibu-ibu merasa senang karena pisangnya cepat matang dengan warna yang sama dengan proses pematangan secara alami atau matang di pohon. Untuk itulah penulis mengangkat masalah ini sebagai bahan kajian.

2.a Metoderologi Percobaan
 Alat dan Bahan.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Penetrometer
Alat timbangan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Pisang tua (mature),.
Karbit
Simpan pisang yang tua dengan perlakuan sbb:
1. ditempat yang terbuka dengan suhu ruang.
2. di dalam wadah tertutup( kantung keresek)
4. dalam wadah tertutup, diberi gas karbit.
Lakukan pengamatan setiap hari selama 1 minggu terhadap warna, aroma, kekerasan, kada padatan terlarut dan pH. Warna dan aroma diamati secara organoleptik. Kekerasan diukur dengan Pneterometer, kadar padatan terlarut diukur dengan refraktometer, sedang pH diukur dengan pH ment

2.b Pembahasan
Untuk menguji pengaruh etilen terhadap pematangan buah-buahan, pada pisang tua yang diletakkan pada suhu ruang pada hari pertama tidak menunjukkan perubahan yang berarti, sedangkan pada pisang tua yang ditempatkan dalam wadah dengan menggunakan etilen (karbit), menunjukkan perubahan visual, yaitu warna yang berubah dari hijau menjadi hijau kekuningan. Ini menunjukkan bahwa, etilen yang diletakkan bersamaan buah pisang sudah mulai bekerja membantu proses pematangan buah.
Cara ini banyak digunakan oleh pedagang buah yang pada saat sekarang ini sudah banyak menggunakan etilen (karbit) untuk membantu pematangan buah dengan cepat. Pada pisang tua yang diletakkan bersamaan dengan pisang masak, terjadi perubahan pada pisang tua, yaitu pisang tua itu sedikit menguning. Hal ini terjadi akibat dari gas etilen alami yang dikeluarkan oleh pisang yang dapat memicu pematangan pada pisang tua.
Akibatnya pisang tua itu menjadi cepat matang, pada hari ke 2, pisang tua pada ruangan terbuka semakin melunak, demikian juga pada wadaha yang diisi dengan pisang tua dan matang juga semakin lunak. Namun kelunakan pada kedua wadah tersebut berbeda.
Ini adalah perbedaan pada hari ke 3:
Aroma sebelum di beri gas etilen
Tidak ber aroma
Aroma sesudah di beri gas etilen
Ber aroma seperti pisang yang sudah matang pada umum nya

Warna sebelum di beri gas etilen
Warna nya seperti pisang yang baru di ambil dari pohonnya warna masih hijau tua
Warna sesudah di beri gas etilen
Warna nya berubah menjadi kuning.

Bentuk sebelum di beri gas etilen
Bentuknya kecil dan yang satunya lagi besar
Bentuk sebelum di beri gas etilen
Bentuknya tidak ada yang berubah

Rasa sebelum di beri gas etilen
Tidak ada rasanya
Rasa sesudah di beri gas etilen
Rasanya manis dan teksturnya lembut

            Perbedaan ini di pengaruhi oleh gas etilen atau bias kita sebut dengan nama karbit karena karbil mengeluarkan gas yang bias merangsang buah pisang untuk matang dan gas akan berubah menjadi air karena menguap lalu kulit pisang bias menjadi bau seperti bau karbi tetapi baunya tidak mempengaruhi bagian dalam dari pisang tersebut jadi aman untuk di konsumsi tapi sebelum di makan di harapkan agar kulit pisang di cuci terlebih dahulu agar higienis.     
Proses pematangn buah pisang merupakan proses pengakumulasian gala dengan merombak pati menjadi senyawa yang lebioh sederhana. Tidak seperti buah pada umumnya yang mengakumulasi gula secara langsung dari pengiriman asimilat hasil fotosintesis di daun yang umumnya dikirim ke organ lain dalam bentuk sukrosa. Pertumbuhan buah pisang ditunjukkan oleh perubahan panjang dan lingkaran buah yang cepat. Selama pertumbuhan buah, berat buah pisang secara individual terus meningkat. Pada saat buah dipertahankan selama 2- hari kemudian mulai menurun bersamaan dengan perubahan warna kulit pada saat mulai masak. Berat daging buah sangat rendah pada awal pertumbuhan buah, sedang berat kulit buah sangat tinggi. Dengan semakin masak buah, berat daging buah semakin meningkat, sedang berat kulit berangsur-angsur menurun. Pada saat pemasakan buah terjadi peningkatan respirasi, produksi etilen serta terjadi gula, perombakan klorofil dan senyawa lain sehingga menjadi lunak. Pelunakan buah disebabkan juga oleh degradasi propektin tidak larut menjadi pektin yang larut atau oleh hidrolisis pati dan hidrolisis lemak.

2.c Penjelasan mengenai gas etilen dan pisang
           Etilen merupakan senyawa yang berbentuk gas dan dapat mempengaruhi perkembangan pada tumbuhan. Senyawa ini diproduksi dalam daun dan dapat merangsang proses penuaan, sedangkan pada buah dpat merangsang pematangan. Sintesisnya sangat dipengaruhi oleh auksin. Dalam dunia perdagangan gas etilen disebut karbit dan digunakan untuk memeram buah agar cepat masak. Gagne (1934), membuktikan bahwa etilen disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat itu.
            Pada banyak macam buah etilen hanya sedikit dihasilkan sampai tepat sebelum terjadi klimaterik respirasi, yang mengisyaratkan dimulainya pemasakan, yaitu  ketika kandungan gas ini di ruang udara antar sel meningkat tajam. Hal ini memacu pemasakan buah berdaging dan tak berdaging, yang menunjukkan kenaikan klimaterik respirasinya, yaitu jika buah-buahan tersebut cukup berkembang untuk dapat menerima gas etilen.
            Para peneliti perintis menemukan bahwa etilen diturunkan dari karbon 3 dan  pada asam amino metionin. Ditemukan lir-asam-amino yang tak lazim, yaitu asam 1-aminno-sikloproponan-1-karboksilat (ACC), berperan sebagai prazat yang dekat dengan etilen. Dalam porses pemasakan buah klimaterik, pembentukan ACC juga menjadi faktor penentu bagi pembentukan etilen.
Pisang mengandung tiga jenis gula alami – sukrosa, fruktosa, dan glukosa – serta serat yang konon memegang peran utama dalam menambah energi. Hasil penelitian membuktikan bahwa energi yang dihasilkan oleh dua buah pisang ukuran sedang sama dengan energi yang dikeluarkan seseorang ketika melakukan penelitian selama 90 menit. Jika dibandingkan dengan apel, pisang memiliki protein empat kali lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih tinggi, kadar fosfor empat kali lebih tinggi, kadar vitamin A dan zat besi lima kali lebih tinggi, serta kadar vitamin dan mineral lainnya dua kali lebih banyak.
Proses pematangn buah pisang merupakan proses pengakumulasian gala dengan merombak pati menjadi senyawa yang lebioh sederhana. Tidak seperti buah pada umumnya yang mengakumulasi gula secara langsung dari pengiriman asimilat hasil fotosintesis di daun yang umumnya dikirim ke organ lain dalam bentuk sukrosa. Pertumbuhan buah pisang ditunjukkan oleh perubahan panjang dan lingkaran buah yang cepat. Selama pertumbuhan buah, berat buah pisang secara individual terus meningkat. Pada saat buah dipertahankan selama 2- hari kemudian mulai menurun bersamaan dengan perubahan warna kulit pada saat mulai masak. Berat daging buah sangat rendah pada awal pertumbuhan buah, sedang berat kulit buah sangat tinggi. Dengan semakin masak buah, berat daging buah semakin meningkat, sedang berat kulit berangsur-angsur menurun. Pada saat pemasakan buah terjadi peningkatan respirasi, produksi etilen serta terjadi gula, perombakan klorofil dan senyawa lain sehingga menjadi lunak. Pelunakan buah disebabkan juga oleh degradasi propektin tidak larut menjadi pektin yang larut atau oleh hidrolisis pati dan hidrolisis lemak.
manfaat pisang yang antara lain sangat bagun untuk memulihkan dan atau sumber tenaga, bagus dikonsumsi untuk penderita anemia, baik juga untuk penderita lever, bermanfaat bagi penderita diabetes, juga merupakan asupin gizi yang sangat digemari dan bahkan menjadi favorite bagi para atlit.
kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg, Vitamin C 3 mg dan ai

3.a Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik setelah dilakukan percobaan ini adalah:Etilen dapat mempercepat laju pematangan pada buah pisang.Semakin banyak etilen yang digunakan pada pematangan buah-buahan, maka semakin cepat proses pematangan pada buah tersebut.
Saran
 Berdasarkan hasil eksperimen diketahui, bahwa selang waktu yang diperlukan untuk pematangan pisang menggunakan daun, karbit maupun gerombong tidaklah jauh beda dengan hasil yang hamper sama. Untuk itu penulis menyarankan masyarakat pada umumnya agar kembali kecara tradisional dengan menggunakan daun yang jauh lebih ramah lingkungan. Hasilnya pun baik, dengan rasa yang manis dan aroma alami.

Daftar Pustaka


   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar