Makalah Cara Pematangan Pisang Dengan Menggunakan
Karbit
Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, bahwasanya penyusunan pembuatan makalah ini bisa
terselesaikan pada waktunya,tema makalah ini adalah “ cara pematangan pisang
menggunakan karbit “ seperti kita ketahui bahwa kita harus menjaga
kelestarian buah pisang di Indonesia.
Kami
sadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan, jauh dari
kesempurnaan, dengan demikian kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kemajuan kami
yang masih dalam tahap pembelaran ini.
Makalah
ini kami buat untuk memenuhi tugas sekolah, tentunya segala bimbingan yang
diberikan oleh guru sangat membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir
kata mudah-mudahan makalah ini sangat bermanfaat bagi kami dan siapapun yang
membaca ataupun menggunakannya, Amin
1.a Latar belakang
Sayuran dan buahan hasil pertanian pada umumnya setelah
dipanen jika dibiarkan begitu saja akan
mengalami perubahan akibat pengaruh fisiologis, fisik, kimiawi parasit
atau mikrobiologis. Perubahan-perubahan tersebut ada yang mengntungkan, tetapi
kalau tidak dikendalikan akan sangat merugikan.
Sayuran dan buahan pada umumnya mempunyai kadar air yang
tinggi, tetapi rendah dalam kandungan protein dan lemak. Komposisi setiap
sayuran dan buah berbeda, tergantung pada varietas, cara panen, pemeliharaan
tanaman, keadaan iklim, tingkat kematangan, kondisi selama pematangan dan
kondisi ruang pematangan.
Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil
metabolisme normal dalam tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan
kerontokan daun. Etilen disebut juga ethane Senyawa etilen pada tumbuhan
ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak
berwarna dan mudah menguap.
Etilen memiliki struktur yang cukup sederhana dan diproduksi
pada tumbuhan tingkat tinggi, Etilen sering dimanfaatkan oleh para distributor
dan importir buah. Buah dikemas dalam bentuk belum masak saat diangkut pedagang
buah. Setelah sampai untuk diperdagangkan, buah tersebut diberikan etilen
(diperam) sehingga cepat masak.
Dalam pematangan buah, etilen bekerja dengan cara memecahkan
klorofil pada buah muda, sehingga buah hanya memiliki xantofil dan karoten.
Dengan demikian, warna buah menjadi jingga atau merah.
Pada
aplikasi lain, etilen digunakan sebagai obat bius (anestesi)
Fungsi lain etilen secara khusus adalah
• Mengakhiri masa dormansi
• Merangsang pertumbuhan akar dan batang
• Pembentukan akar adventif
• Merangsang absisi buah dan daun
• Merangsang induksi bunga Bromiliad
• Induksi sel kelamin betina pada bunga
• Merangsang pemekaran bunga
Fungsi lain etilen secara khusus adalah
• Mengakhiri masa dormansi
• Merangsang pertumbuhan akar dan batang
• Pembentukan akar adventif
• Merangsang absisi buah dan daun
• Merangsang induksi bunga Bromiliad
• Induksi sel kelamin betina pada bunga
• Merangsang pemekaran bunga
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari
kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia), Afrika (Madagaskar), Amerika
Selatan dan Tengah. Rasanya yang manis membuat banyak yang senang mengonsumsi
buah ini, bahkan monyet pun penggemar buah ini. Buah berkulit kuning ini selain
enak dikonsumsi ternyata memiliki manfaat segudang. Dari kesehatan hingga
kecantikan, akan diperoleh bagi yang rajin mengonsumsi pisang.
Pisang yang matang lebih baik untuk dikonsumsi. Secara umum,
kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai
berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8
miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin
A44RE, Vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg dan air 72 gram.
Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri atas mineral,
vitamin, karbohidrat, serat, protein, lemak dan lain-lain, sehingga apabila
orang hanya mengonsumsi buah pisang saja, sudah tercukupi secara minimal
gizinya.
Bagi masyarakat Bali, pisang bukan sekadar makanan yang
bergizi, melainkan juga menjadi salah satu kebutuhan bahan sajen atau upakara
(sarana upacara). Menjelang hari raya, seperti Galungan, para ibu rumah tangga
pasti akan memerlukan buah pisang yang matang. Dulu pematangannnya menggunakan
daun pepaya atau jenis daun lain. Pisang dibungkus daun, selanjutnya dimasukkan
ke dalam sebuah periuk besar, di bagian atas ditutup rapat, diisi api dalam
sekam sebagai pemanas.
Kemudian dikenal teori pemasakan yang lebih cepat, yakni
menggunakan karbit (kalsium karbor). Jangankan buah pisang yang umurnya tua,
pisang yang umurnya masih tergolong muda (belum siap panen) pun akan segera
matang walau dari sisi aroma atau rasa kurang nyaman. Dengan karbit, ibu-ibu
merasa senang karena pisangnya cepat matang dengan warna yang sama dengan
proses pematangan secara alami atau matang di pohon. Untuk itulah penulis
mengangkat masalah ini sebagai bahan kajian.
1.b Dasar Teori
Etilen
adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang pada suhu kamar berbentuk gas.
Etilen dapat dihasilkan oleh jaringan tanaman hidup, pada waktu-waktu tertentu
senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan penting dalam proses
pertumbuhan dan pematangan hasil-hasil pertanian (Winarno, 1992).
Etilen
adalah suatu gas yang dalam kehidupan tanaman dapat digolongkan sebagai hormon
yang aktif dalam proses pematangan. Disebut hormone karena dapat memenuhi
persyaratan sebagai hormone, yaitu dihasilkan oleh tanaman, bersifat mobil
dalam jaringan tanaman dan merupakan senyawa organik. Secara tidak disadari,
penggunaan etilen pada proses pematangan sudah lama dilakukan, jauh sebelum
senyawa itu diketahui nama dan peranannya (Aman, 1989).
Meskipun sekarang sudah ada
bukti-bukti yang cukup meyakinkan yang mendukung pandangan bahwa C2H4 (etilen)
itu sesungguhnya merupakan hormon pematangan, namun dalam penelitian dijumpai
beberapa kesukaran, diantaranya: selama ini orang belum berhasil menghilangkan
seluruh C2H4 (etilen) yang ada dalam jarigan untuk menunjukkan bahwa proses
pematangan akan tertunda apabila C2H4 (etilen) tidak ada (Pantastico, 1989).
Usaha-usaha
untuk mengungkapkan atau mengetahui lebih lanjut tentang biogenesis pembentukan
etilen terus berlangsung dengan dimulai penelitian-penelitian oleh para pakar,
kali ini penelitian dengan memenfaatkan etilen itu sendiri dengan aktifitas
yang khas pada jaringan beberapa buah-buahan yang kemungkinan akan dapat
menjelaskan suatu tanda Tanya berkaitan dengan biogenesis pembentukan
(Kartasapoetra, 1994).
Etilen
diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari asam amino metionin yang esensial
pada seluruh jaringan tumbuhan. Produksi etilen bergantung pada tipe jaringan,
spesies tumbuhan, dan tingkatan perkembangan[9]. Etilen dibentuk dari metionin
melalui 3 proses[10]:
• ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilen. ATP dan air akan membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat.
• ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilen. ATP dan air akan membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat.
• Asam
1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase(ACC-sintase) kemudian memfasilitasi
produksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin).
• Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Reaksi ini dikatalisasi menggunakan enzim pembentuk etilen.
Dewasa ini dilakukan penelitian yang berfokus pada efek pematangan buah. ACC sintase pada tomat menjadi enzim yang dimanipulasi melalui bioteknologi untuk memperlambat pematangan buah sehingga rasa tetap terjaga.
• Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Reaksi ini dikatalisasi menggunakan enzim pembentuk etilen.
Dewasa ini dilakukan penelitian yang berfokus pada efek pematangan buah. ACC sintase pada tomat menjadi enzim yang dimanipulasi melalui bioteknologi untuk memperlambat pematangan buah sehingga rasa tetap terjaga.
Etilen
adalah zat cair yang tidak berwarna, kental dan manis, mudah larut dalam air,
memiliki titik didih relatif tinggi dan titik beku rendah. Senyawa ini sering
digunakan sebagai pelarut dan bahan pelunak (pelembut). Pada bidang pertanian
etilen digunakan sebagai zat pemasak buah. Etilen adalah hormon tumbuh yang
secara umum berlainan dengan auksin, griberelin dan sitokinin. Dalam keadaan
normal, etilen akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana
sekali. Etilen di alam akan berpengaruh apabila terjadi perubahan secara
fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses pematangan
buah dalam fase klimaterik.
Perlakuan
pada buah mangga dengan menggunakan etilen pada konsentrasi yang berbeda akan
mempengaruhi proses pemasakan buah. Pemasakan buah ini terlihat dengan adanya
struktur warna kuning, buah yang lunak dan aroma yang khas. Kecepatan pemasakan
buah terjadi karena zat tumbuh mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula.
Proses pemecahan tepung dan penimbunan gula tersebut merupakan proses pemasakan
yang ditandai dengan perubahan warna, tekstur dan bau buah.
Proses
sintesis protein terjadi pada proses pematangan seacra alami atau hormonal,
dimana protein disintesis secepat dalam proses pematangan. Pematangan buah dan
sintesis protein terhambat oleh siklohexamin pada permulaan fase klimatoris
setelah siklohexamin hilang, maka sintesis etilen tidak mengalami hambatan.
Sintesis ribonukleat juga diperlukan dalam proses pematangan. Etilen akan
mempertinggi sintesis RNA pada buah mangga yang hijau.
Etilen
dapat juga terbentuk karena adanya aktivitas auksin dan etilen mampu
menghilangkan aktivitas auksin karena etilen dapat merusak polaritas sel
transport, pada kondisi anearob pembentukan etilen terhambat, selain suhu O2
juga berpengaruh pada pembentukan etilen. Laju pembentukan etilen semakin
menurun pada suhu di atas 30 0 C dan berhenti pada suhu 40 0 C, sehingga pada
penyimpanan buah secara masal dengan kondisi anaerob akan merangsang
pembentukan etilen oleh buah tersebut. Etilen yang diproduksi oleh setiap buah
memberi efek komulatif dan merangsang buah lain untuk matang lebih cepat.
Buah
berdasarkan kandungan amilumnya, dibedakan menjadi buah klimaterik dan buah
nonklimaterik. Buah klimaterik adalah buah yang banyak mengandung amilum,
seperti pisang, mangga, apel dan alpokat yang dapat dipacu kematangannya dengan
etilen. Etilen endogen yang dihasilkan oleh buah yang telah matang dengan
sendirinya dapat memacu pematangan pada sekumpulan buah yang diperam. Buah
nonklimaterik adalah buah yang kandungan amilumnya sedikit, seperti jeruk,
anggur, semangka dan nanas. Pemberian etilen pada jenis buah ini dapat memacu
laju respirasi, tetapi tidak dapat memacu produksi etilen endogen dan
pematangan buah.
Proses
Klimaterik dan pematangan buah disebabkan adanya perubahan kimia yaitu adanya
aktivitas enzim piruvat dekanoksilase yang menyebabkan keanaikan jumlah
asetaldehid dan etanol sehingga produksi CO2 meningkat. Etilen yang dihasilkan
pada pematangan mangga akan meningkatkan proses respirasinya. Tahap dimana
mangga masih dalam kondisi baik yaitu jika sebagian isi sel terdiri dari
vakuola.
Perubahan
fisiologi yang terjadi sealam proses pematangan adalah terjadinya proses
respirasi kliamterik, diduga dalam proses pematangan oleh etilen mempengaruhi
respirasi klimaterik melalui dua cara, yaitu:
1. Etilen
mempengaruhi permeabilitas membran, sehingga permeabilitas sel menjadi besar,
hal tersebut mengakibatkan proses pelunakan sehingga metabolisme respirasi
dipercepat.
2. Selama klimaterik, kandungan protein meningkat dan diduga etilen lebih merangsang sintesis protein pada saat itu. Protein yang terbentuk akan terlihat dalam proses pematangan dan proses klimaterik mengalami peningkatan enzim-enzim respirasi.
Ini menurut Ahli Pasca Panen dari Unbraw :
2. Selama klimaterik, kandungan protein meningkat dan diduga etilen lebih merangsang sintesis protein pada saat itu. Protein yang terbentuk akan terlihat dalam proses pematangan dan proses klimaterik mengalami peningkatan enzim-enzim respirasi.
Ini menurut Ahli Pasca Panen dari Unbraw :
Pisang
dan buah sejenis, proses matang secara alamiah berproses kimiawi. Karbohidrat
dalam kandungan daging buahnya berubah menjadi glukosa,yang membuat rasa manis
dan melunak.Proses tersebut menghasilkan Gas Etilen. Gas ini merambat dari
molekul satu ke yang lainnya membuat sekitarnya jadi matang pula.
Hal
ini yang menjadi dasar memberi Kalsium Karbit ( Calcium Carbide),digunakan
untuk membantu proses pematangan.Kalsium karbit,kita sebut karbit saja,bila
kena air atau uap air akan menghasilkan Gas Asetilin. Gas ini dalam struktur
kimianya serupa dengan Etilen alami. Karena dipenuhi dengan Gas Asetilin
inilah,buah akan berfermentasi serentak menjadi matang. Betul,apabila buah
kurang matang akan tidak semanis yang matang,karena kandungan Karbohidrat – Zat
Pati nya masih kurang. Gas asetilin karena ringan akan terbang dan tercampur
dengan udara.
Bahaya yang
ditimbulkan sampai sekarang belum ada bukti yang nyata,semuanya hanya
berdasarkan asumsi tanpa bukti ilmiah.
Pematangan
buah dengan cara ini lebih sehat daripada dipakai Bahan Kimia Cair yang
mengandung Etilen yang bercamour pospor. Phospor campuran ini ternmasuk bahan
yang sangat beracun,lagipula aplikasinya dengan cara disemprotkan kekulit
buahnya.
Pisang adalah tanaman buah berupa herbal yang berasal dari
kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia), Afrika (Madagaskar), Amerika
Selatan dan Tengah. Rasanya yang manis membuat banyak yang senang mengonsumsi
buah ini, bahkan monyet pun penggemar buah ini. Buah berkulit kuning ini selain
enak dikonsumsi ternyata memiliki manfaat segudang. Dari kesehatan hingga
kecantikan, akan diperoleh bagi yang rajin mengonsumsi pisang.
Pisang yang matang lebih baik untuk dikonsumsi. Secara umum,
kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai
berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8
miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin
A44RE, Vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg dan air 72 gram.
Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri atas mineral,
vitamin, karbohidrat, serat, protein, lemak dan lain-lain, sehingga apabila
orang hanya mengonsumsi buah pisang saja, sudah tercukupi secara minimal
gizinya.
Bagi masyarakat Bali, pisang bukan sekadar makanan yang
bergizi, melainkan juga menjadi salah satu kebutuhan bahan sajen atau upakara
(sarana upacara). Menjelang hari raya, seperti Galungan, para ibu rumah tangga
pasti akan memerlukan buah pisang yang matang. Dulu pematangannnya menggunakan
daun pepaya atau jenis daun lain. Pisang dibungkus daun, selanjutnya dimasukkan
ke dalam sebuah periuk besar, di bagian atas ditutup rapat, diisi api dalam
sekam sebagai pemanas.
Kemudian dikenal teori pemasakan yang lebih cepat, yakni
menggunakan karbit (kalsium karbor). Jangankan buah pisang yang umurnya tua,
pisang yang umurnya masih tergolong muda (belum siap panen) pun akan segera
matang walau dari sisi aroma atau rasa kurang nyaman. Dengan karbit, ibu-ibu
merasa senang karena pisangnya cepat matang dengan warna yang sama dengan proses
pematangan secara alami atau matang di pohon. Untuk itulah penulis mengangkat
masalah ini sebagai bahan kajian.
2.a Metoderologi Percobaan
Alat dan Bahan.
Alat yang
digunakan dalam percobaan ini adalah :
Penetrometer
Penetrometer
Alat
timbangan
Bahan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah :
Pisang tua
(mature),.
Karbit
Simpan pisang yang tua dengan perlakuan sbb:
1. ditempat yang terbuka dengan suhu ruang.
2. di dalam wadah tertutup( kantung keresek)
4. dalam wadah tertutup, diberi gas karbit.
Lakukan pengamatan setiap hari selama 1 minggu terhadap warna, aroma, kekerasan, kada padatan terlarut dan pH. Warna dan aroma diamati secara organoleptik. Kekerasan diukur dengan Pneterometer, kadar padatan terlarut diukur dengan refraktometer, sedang pH diukur dengan pH ment
Simpan pisang yang tua dengan perlakuan sbb:
1. ditempat yang terbuka dengan suhu ruang.
2. di dalam wadah tertutup( kantung keresek)
4. dalam wadah tertutup, diberi gas karbit.
Lakukan pengamatan setiap hari selama 1 minggu terhadap warna, aroma, kekerasan, kada padatan terlarut dan pH. Warna dan aroma diamati secara organoleptik. Kekerasan diukur dengan Pneterometer, kadar padatan terlarut diukur dengan refraktometer, sedang pH diukur dengan pH ment
2.b Pembahasan
Untuk
menguji pengaruh etilen terhadap pematangan buah-buahan, pada pisang tua yang
diletakkan pada suhu ruang pada hari pertama tidak menunjukkan perubahan yang
berarti, sedangkan pada pisang tua yang ditempatkan dalam wadah dengan
menggunakan etilen (karbit), menunjukkan perubahan visual, yaitu warna yang
berubah dari hijau menjadi hijau kekuningan. Ini menunjukkan bahwa, etilen yang
diletakkan bersamaan buah pisang sudah mulai bekerja membantu proses pematangan
buah.
Cara
ini banyak digunakan oleh pedagang buah yang pada saat sekarang ini sudah
banyak menggunakan etilen (karbit) untuk membantu pematangan buah dengan cepat.
Pada pisang tua yang diletakkan bersamaan dengan pisang masak, terjadi
perubahan pada pisang tua, yaitu pisang tua itu sedikit menguning. Hal ini
terjadi akibat dari gas etilen alami yang dikeluarkan oleh pisang yang dapat
memicu pematangan pada pisang tua.
Akibatnya
pisang tua itu menjadi cepat matang, pada hari ke 2, pisang tua pada ruangan
terbuka semakin melunak, demikian juga pada wadaha yang diisi dengan pisang tua
dan matang juga semakin lunak. Namun kelunakan pada kedua wadah tersebut
berbeda.
Ini adalah
perbedaan pada hari ke 3:
Aroma sebelum di beri gas etilen
|
Tidak ber aroma
|
Aroma sesudah di beri gas etilen
|
Ber aroma seperti pisang yang sudah matang pada
umum nya
|
Warna sebelum di beri gas etilen
|
Warna nya seperti pisang yang baru di ambil dari
pohonnya warna masih hijau tua
|
Warna sesudah di beri gas etilen
|
Warna nya berubah menjadi kuning.
|
Bentuk sebelum di beri gas etilen
|
Bentuknya kecil dan yang satunya lagi besar
|
Bentuk sebelum di beri gas etilen
|
Bentuknya tidak ada yang berubah
|
Rasa sebelum di beri gas etilen
|
Tidak ada rasanya
|
Rasa sesudah di beri gas etilen
|
Rasanya manis dan teksturnya lembut
|
Perbedaan
ini di pengaruhi oleh gas etilen atau bias kita sebut dengan nama karbit karena
karbil mengeluarkan gas yang bias merangsang buah pisang untuk matang dan gas
akan berubah menjadi air karena menguap lalu kulit pisang bias menjadi bau
seperti bau karbi tetapi baunya tidak mempengaruhi bagian dalam dari pisang
tersebut jadi aman untuk di konsumsi tapi sebelum di makan di harapkan agar
kulit pisang di cuci terlebih dahulu agar higienis.
Proses pematangn buah pisang merupakan
proses pengakumulasian gala dengan merombak pati menjadi senyawa yang lebioh
sederhana. Tidak seperti buah pada umumnya yang mengakumulasi gula secara
langsung dari pengiriman asimilat hasil fotosintesis di daun yang umumnya
dikirim ke organ lain dalam bentuk sukrosa. Pertumbuhan buah pisang ditunjukkan
oleh perubahan panjang dan lingkaran buah yang cepat. Selama pertumbuhan buah,
berat buah pisang secara individual terus meningkat. Pada saat buah
dipertahankan selama 2- hari kemudian mulai menurun bersamaan dengan perubahan
warna kulit pada saat mulai masak. Berat daging buah sangat rendah pada awal
pertumbuhan buah, sedang berat kulit buah sangat tinggi. Dengan semakin
masak buah, berat daging buah semakin meningkat, sedang berat kulit berangsur-angsur
menurun. Pada saat pemasakan buah terjadi peningkatan respirasi, produksi
etilen serta terjadi gula, perombakan klorofil dan senyawa lain sehingga
menjadi lunak. Pelunakan buah disebabkan juga oleh degradasi propektin tidak
larut menjadi pektin yang larut atau oleh hidrolisis pati dan hidrolisis lemak.
2.c Penjelasan mengenai gas etilen dan pisang
Etilen
merupakan senyawa yang berbentuk gas dan dapat mempengaruhi perkembangan pada
tumbuhan. Senyawa ini diproduksi dalam daun dan dapat merangsang proses
penuaan, sedangkan pada buah dpat merangsang pematangan. Sintesisnya sangat
dipengaruhi oleh auksin. Dalam dunia perdagangan gas etilen disebut karbit dan
digunakan untuk memeram buah agar cepat masak. Gagne (1934), membuktikan bahwa
etilen disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih
cepat itu.
Pada banyak macam buah etilen hanya sedikit dihasilkan sampai tepat sebelum
terjadi klimaterik respirasi, yang mengisyaratkan dimulainya pemasakan,
yaitu ketika kandungan gas ini di ruang udara antar sel meningkat tajam.
Hal ini memacu pemasakan buah berdaging dan tak berdaging, yang menunjukkan
kenaikan klimaterik respirasinya, yaitu jika buah-buahan tersebut cukup
berkembang untuk dapat menerima gas etilen.
Para peneliti perintis menemukan bahwa etilen diturunkan dari karbon 3
dan pada asam amino metionin. Ditemukan lir-asam-amino yang tak lazim,
yaitu asam 1-aminno-sikloproponan-1-karboksilat (ACC), berperan sebagai prazat
yang dekat dengan etilen. Dalam porses pemasakan buah klimaterik, pembentukan
ACC juga menjadi faktor penentu bagi pembentukan etilen.
Pisang mengandung tiga jenis gula
alami – sukrosa, fruktosa, dan glukosa – serta serat yang konon memegang peran
utama dalam menambah energi. Hasil penelitian membuktikan bahwa energi yang
dihasilkan oleh dua buah pisang ukuran sedang sama dengan energi yang
dikeluarkan seseorang ketika melakukan penelitian selama 90 menit. Jika
dibandingkan dengan apel, pisang memiliki protein empat kali lebih banyak,
karbohidrat dua kali lebih tinggi, kadar fosfor empat kali lebih tinggi, kadar
vitamin A dan zat besi lima kali lebih tinggi, serta kadar vitamin dan mineral
lainnya dua kali lebih banyak.
Proses pematangn buah pisang merupakan
proses pengakumulasian gala dengan merombak pati menjadi senyawa yang lebioh
sederhana. Tidak seperti buah pada umumnya yang mengakumulasi gula secara
langsung dari pengiriman asimilat hasil fotosintesis di daun yang umumnya
dikirim ke organ lain dalam bentuk sukrosa. Pertumbuhan buah pisang ditunjukkan
oleh perubahan panjang dan lingkaran buah yang cepat. Selama pertumbuhan buah,
berat buah pisang secara individual terus meningkat. Pada saat buah
dipertahankan selama 2- hari kemudian mulai menurun bersamaan dengan perubahan
warna kulit pada saat mulai masak. Berat daging buah sangat rendah pada awal
pertumbuhan buah, sedang berat kulit buah sangat tinggi. Dengan semakin
masak buah, berat daging buah semakin meningkat, sedang berat kulit
berangsur-angsur menurun. Pada saat pemasakan buah terjadi peningkatan
respirasi, produksi etilen serta terjadi gula, perombakan klorofil dan senyawa
lain sehingga menjadi lunak. Pelunakan buah disebabkan juga oleh degradasi
propektin tidak larut menjadi pektin yang larut atau oleh hidrolisis pati dan
hidrolisis lemak.
manfaat pisang yang antara lain
sangat bagun untuk memulihkan dan atau sumber tenaga, bagus dikonsumsi untuk
penderita anemia, baik juga untuk penderita lever, bermanfaat bagi penderita
diabetes, juga merupakan asupin gizi yang sangat digemari dan bahkan menjadi
favorite bagi para atlit.
kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang
adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat
25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg,
vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg, Vitamin C 3 mg dan ai
3.a Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik setelah dilakukan
percobaan ini adalah:Etilen dapat mempercepat laju pematangan pada buah
pisang.Semakin banyak etilen yang digunakan pada pematangan buah-buahan, maka
semakin cepat proses pematangan pada buah tersebut.
Saran
Berdasarkan hasil eksperimen
diketahui, bahwa selang waktu yang diperlukan untuk pematangan pisang
menggunakan daun, karbit maupun gerombong tidaklah jauh beda dengan hasil yang
hamper sama. Untuk itu penulis menyarankan masyarakat pada umumnya agar kembali
kecara tradisional dengan menggunakan daun yang jauh lebih ramah lingkungan. Hasilnya pun
baik, dengan rasa yang manis dan aroma alami.
Daftar Pustaka
http://khadik-astro.blogspot.com/2011/12/pengaruh-etilen-pada-pematangan-buah.html
http://junaidicom.blogspot.com/2008/04/pengaruh-etilen.html
http://mtsox.wordpress.com/2009/01/17/pengaruh-karbit-terhadap-pematangan-buah-pisang/
http://mtsox.wordpress.com/tag/pisang/ http://wayansuryanegara.blogspot.com/2012/04/pengeraman-buah-secara-tradisional.html
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=15407.0
http://masjidbaitulmamur.wordpress.com/2010/06/06/buah-matang-yang-di-karbit/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar