Senin, 16 Oktober 2017

Regresi

Apa itu Regresi?

1         Pengertian Korelasi
Korelasi merupakan salah satu teknik statistik yang sering digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel. Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui pola dan keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dua variabel yang hendak diselidiki korelasinya biasanya dilambangkan dengan X dan Y (Sudaryono, 2014).
Korelasi tidak dapat menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara 2 variabel. Hubungan sebab akibat sebenarnya merupakan akibat adanya korelasi. Adanya korelasi antara suatu variabel dengan variabel lain disebabkan karena adanya satu atau beberapa sebab sebagai berikut (Boedijoewono, 2016):
a.         Korelasi yang benar–benar ditimbulkan oleh faktor kebetulan saja.
Ada beberapa hal yang secara kebetulan dapat menunjukkan adanya korelasi meskipun jika kita kaji, korelasi tersebut sebenarnya hanya tipuan belaka. Misalnya, variabel tinggi mahasiswa.
b.        Variabel yang mempunya korelasi sebenarnya dipengaruhi oleh variabel atau faktor–faktor lain. Misalnya, harga gula dan harga sepatu sangat dipengaruhi oleh faktor ketiga yaitu penghasilan. Jadi, hubungan sebab akibat mungkin ada tetapi korelasinya menjadi kurang penting.
c.         Kedua variabel yang mempunyai hubungan sulit ditunjukkan mana sebagai faktor penyebab dan mana sebagai faktor akibat. Misalnya, antara penawaran dan permintaan. Adanya korelasi belum tentu menunjukkan adanya faktor sebab akibat, tetapi adanya faktor sebab akibat selalu dapat mengakibatkan adanya korelasi.
Analisa korelasi digunakan untuk menentukan kuatnya hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Semakin nyata hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan garis lurus antara kedua variabel atau lebih. Keeratan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain biasa disebut dengan koefisien korelasi yang ditandai dengan ‘r’ (Boedijoewono, 2016).

2         Arah Korelasi
Menurut Sudjana (1996), ada tiga arah korelasi yaitu positif, negatif, dan nihil correlation. Berikut ini adalah penjelasan mengenai tiga arah korelasi tersebut (Sudaryono, 2014).
1.    Positive correlation
Jika kenaikan nilai x diikuti oleh kenaikan nilai Y dan sebaliknya, penurunan nilai X juga diikuti oleh penurunan nilai Y, atau dengan kata lain perubahan pada suatu variabel diikuti oleh perubahan yang teratur (dengan arah yang sama) pada variabel lain, X dan Y berkorelasi positif.

Misalnya, dengan bertambahnya umur pohon, ternyata hasil sadapan karet juga meningkat. Artinya, umur dan volume getah mempunyai korelasi positif. Contoh kasus lain, kualitas barang dengan harga yang ditawarkan : semakin mahal harga suatu barang, semakin berkualitas barang tersebut. Jumlah pekerja dan jumlah produksi : semakin banyak jumlah pekerja yang bekerja, maka jumlah produksipun akan semakin meningkat.

2.    Negative correlation
Jika kenaikan nilai X justru diiringi dengan penurunan nilai Y dan sebaliknya, penurunan nilai X dibarengi dengan kenaikan nilai Y, atau dengan kata lain perubahan pada suatu variabel diikuti dengan perubahan yang teratur dengan arah yang berlawanan pada variabel lain, X dan Y berkorelasi negatif, hal ini justru sangat berbanding terbalik terhadap korelasi positif.

3.    Nihil Correlation

Nihil correlation dimana kedua variabel mempunya arah yang tidak teratur, dan tidak membentuk suatu garis. Bentuk diagram dari nihil correlation juga sangat tidak beraturan.

4.      Korelasi sempurna
Apabila kenaikan atau penurunan variabel X berbanding dengan kenaikan atau penurunan variabel Y.
3         Jenis Korelasi
Berdasarkan jenisnya korelasi dibagi menjadi tiga jenis yaitu, korelasi sederhana, korelasi parsial, dan korelasi ganda. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga jenis korelasi (Suparto. 2014).
1.    Korelasi sederhana
Korelasi sederhana merupakan suatu teknik statistik yang dipergunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara 2 variabel dan juga untuk dapat mengetahui bentuk hubungan keduanya dengan hasil yang bersifat kuantitatif. Kekuatan hubungan antara 2 variabel yang dimaksud adalah apakah erat, lemah, ataupun tidak erat. Sedangkan bentuk hubungannya adalah apakah bentuk korelasinya linear positif ataupun linear negatif(Suparto. 2014).
a.    Korelasi Pearson Product Moment
Korelasi Pearson Product Moment adalah korelasi yang digunakan untuk data kontinyu dan data diskrit. Korelasi pearson cocok digunakan untuk statistik parametrik. Ketika data berjumlah besar dan memiliki ukuran parameter seperti mean dan standar deviasi populasi. Korelasi Pearson menghitung korelasi dengan menggunakan variasi data. Berdasarkan keragaman data, dapat dilihat korelasinya. Korelasi ini menghitung data apa adanya dan tidak membuat ranking atas data seperti pada korelasi Rank Spearman.
b.    Korelasi Rank Spearman
Korelasi Rank Spearman digunakan untuk data diskrit dan kontinyu namun untuk statistik nonparametrik. Statistik nonparametrik adalah statistik yang digunakan ketika data tidak memiliki informasi parameter, data tidak berdistribusi normal atau data diukur dalam bentuk ranking. Berbeda dengan korelasi pearson, korelasi ini memerlukam asumsi normalitas, maka korelasi rank spearman cocok juga digunakan untuk data dengan sampel kecil. Korelasi Rank Spearman menghitung korelasi dengan menghitung ranking data terlebih dahulu.
2.    Korelasi Parsial
Korelasi Parsial adalah suatu metode pengukuran keeratan hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan variabel tak bebas dengan mengontrol salah satu variabel bebas untuk melihat korelasi antara variabel yang tidak terkontrol. Analisis korelasi parsial melibatkan dua variabel. Satu variabel yang dianggap berpengaruh akan dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol).
Data yang digunakan dalam korelasi parsial biasanya memiliki skala interval atau rasio. Berikut ini adalah pedoman untuk memberikan interpretasi serta analisis bagi koefisien korelas(Suparto. 2014):
a.    0,00 – 0, 199 (sangat rendah)
b.    0,20 – 0,3999 (rendah)
c.    0,40 – 0,5999 (sedang)
d.   0,60 – 0,799 (kuat)
e.    0,80 – 1,000 (sangat kuat)
3.    Korelasi Ganda
Korelasi ganda adalah bentuk korelasi yang digunakan untuk melihat hubungan antara tiga atau lebih variabel (dua atau lebih variabel independen dan satu variabel dependen). Korelasi ganda berkaitan dengan interkorelasi variabel-variabel independen sebagaimana korelasi mereka dengan variabel dependen. Korelasi ganda adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel lain. Korelasi ganda merupakan korelasi yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas (X1, X2 ... Xn) serta satu variabel terikat (Y). Apabila perumusan masalahnya terdiri dari tiga masalah, maka hubungan antara masing-masing variabel dilakukan dengan cara perhitungan korelasi sederhana (Suparto. 2014).

Senin, 02 Oktober 2017

Apa Itu PKn?

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segia agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara tang cerdasm terampil, dab berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Pendidikan Kewarganegaraan mengalami perkembangan sejarah yang sangat panjang, yang dimulai dari Civic Education, Pendidikan moral pancasila, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan , sampai yang terakhir pada kurikulum 2004 berubah namanya menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan berbangsa dan bernegara.
Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman, serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional-Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Hasil gambar untuk pendidikan kewarganegaraan

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.
Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, professional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa bertanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai perilaku yang:
1.      Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta menghatai nilai-nilai falsafah bangsa.
2.      Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
3.      Rasional, dinamis, dan sabar akan hak dan kewajiban warga Negara.
4.      Bersifat professional yang di jiwai oleh kesadaran bela Negara.
5.      Aktif memanfaakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan Negara.
Melalui pendidikan Kewarganegaraan, warga Negara Republik Indonesia diharapkan mampu “Memahami”, menganalisa, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara konsisten dan berkesinambungan dalam cita-cita dan tujuan nasional seperti yang di gariskan dalam pembukaan UUD 1945.

Manfaat Mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan

Sebagai manusia, tentunya seseorang butuh ilmu pengetahuan yang cukup untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Dalam prosesnya, perolehan ilmu pengetahuan didominasi dan identic dengan kegiatan pembelajaran. Dan diantara manfaatnya adalah seorang pendidik dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ia miliki, meningkatkan kreatifitas, memajukan pola piker yang masih sederhana menjadi terarah dan yang terpenting adalah perubahan dalam tingkah laku (yang lebih baik).

Dalam hal ini, sangat erat kaitannya dengan pendidikan kewarganegaraan karena tujuannya yang sangat terarah dan memerlukan penyesuaian antara kedua hal tersebut diantara tujuan mempelajari pendidikan kewarganegaraan adalah yang Pertama mengerti peran, hak dan kewajiban kita sebagai bagian dari suatu Negara ketika kita semua sudah tahu dan mengerti kewajiban yang harus dilakukan dan hak yang didapatkan, maka kita bisa menjalankannya dengan penuh tanggung jawab sesuai peraturan ataupun menuntut hak-hak yang mungkin belum terpenuhi sebagai warga Negara. Kedua memotivasi kita untuk memiliki sifat nasionalisme dan patriotism yang tinggi. Artinya setelah mengerti peran dan keadaan Negara,kita seharusnya menjadi warga Negara yang cinta pada tanah air dan rela berkorban demi bangsa dan Negara, artinya kita jadikan pembelajaraan pendidikan kewarganegaraan sebagai pedoman kita dalam berpikir. Ketiga meningkatkan kesadaran kita dalam peran aktif dalam melaksanakan bela Negara. Karena membela Negara tidak harus dalam bentuk wujud perang tetapi bisa diwujudka dengan cara lain misalnya pendidikan yang salah satunya adalah pendidikan .
Sumber :
http://sinaupkn.blogspot.co.id/2012/01/apa-itu-pkn.html
https://irfanramadhan4.wordpress.com/2011/03/01/pengertian-dan-tujuan-pendidikan-              kewarganegaraan-pegertian/