Apa itu Regresi?
1
Pengertian Korelasi
Korelasi merupakan salah satu teknik statistik yang
sering digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel. Analisis korelasi
bertujuan untuk mengetahui pola dan keeratan hubungan antara dua variabel atau
lebih. Dua variabel yang hendak diselidiki korelasinya biasanya dilambangkan
dengan X dan Y (Sudaryono, 2014).
Korelasi tidak
dapat menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara 2 variabel. Hubungan
sebab akibat sebenarnya merupakan akibat adanya korelasi. Adanya korelasi
antara suatu variabel dengan variabel lain disebabkan karena adanya satu atau
beberapa sebab sebagai berikut (Boedijoewono, 2016):
a.
Korelasi yang
benar–benar ditimbulkan oleh faktor kebetulan saja.
Ada
beberapa hal yang secara kebetulan dapat menunjukkan adanya korelasi meskipun
jika kita kaji, korelasi tersebut sebenarnya hanya tipuan belaka. Misalnya,
variabel tinggi mahasiswa.
b.
Variabel yang mempunya
korelasi sebenarnya dipengaruhi oleh variabel atau faktor–faktor lain.
Misalnya, harga gula dan harga sepatu sangat dipengaruhi oleh faktor ketiga
yaitu penghasilan. Jadi, hubungan sebab akibat mungkin ada tetapi korelasinya
menjadi kurang penting.
c.
Kedua variabel yang
mempunyai hubungan sulit ditunjukkan mana sebagai faktor penyebab dan mana
sebagai faktor akibat. Misalnya, antara penawaran dan permintaan. Adanya
korelasi belum tentu menunjukkan adanya faktor sebab akibat, tetapi adanya
faktor sebab akibat selalu dapat mengakibatkan adanya korelasi.
Analisa korelasi
digunakan untuk menentukan kuatnya hubungan linier antara dua variabel atau
lebih. Semakin nyata hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau
tinggi derajat hubungan garis lurus antara kedua variabel atau lebih. Keeratan
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain biasa disebut dengan
koefisien korelasi yang ditandai dengan ‘r’ (Boedijoewono, 2016).
2
Arah Korelasi
Menurut Sudjana (1996), ada tiga arah korelasi yaitu
positif, negatif, dan nihil correlation.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai tiga arah korelasi tersebut (Sudaryono,
2014).
1.
Positive correlation
Jika kenaikan nilai x diikuti oleh kenaikan nilai Y dan sebaliknya,
penurunan nilai X juga diikuti oleh penurunan nilai Y, atau dengan kata lain
perubahan pada suatu variabel diikuti oleh perubahan yang teratur (dengan arah
yang sama) pada variabel lain, X dan Y berkorelasi positif.
Misalnya, dengan
bertambahnya umur pohon, ternyata hasil sadapan karet juga meningkat. Artinya,
umur dan volume getah mempunyai korelasi positif. Contoh kasus lain, kualitas
barang dengan harga yang ditawarkan : semakin mahal harga suatu barang, semakin
berkualitas barang tersebut. Jumlah pekerja dan jumlah produksi : semakin
banyak jumlah pekerja yang bekerja, maka jumlah produksipun akan semakin
meningkat.
2.
Negative correlation
Jika kenaikan nilai X justru
diiringi dengan penurunan nilai Y dan sebaliknya, penurunan nilai X dibarengi
dengan kenaikan nilai Y, atau dengan kata lain perubahan pada suatu variabel
diikuti dengan perubahan yang teratur dengan arah yang berlawanan pada variabel
lain, X dan Y berkorelasi negatif, hal ini justru sangat berbanding terbalik
terhadap korelasi positif.
3.
Nihil Correlation
Nihil correlation dimana kedua variabel mempunya
arah yang tidak teratur, dan tidak membentuk suatu garis. Bentuk diagram dari
nihil correlation juga sangat tidak
beraturan.
4. Korelasi
sempurna
Apabila kenaikan atau
penurunan variabel X berbanding dengan kenaikan atau penurunan variabel Y.
3 Jenis Korelasi
Berdasarkan jenisnya korelasi dibagi menjadi tiga jenis
yaitu, korelasi sederhana, korelasi parsial, dan korelasi ganda. Berikut ini
adalah penjelasan dari ketiga jenis korelasi (Suparto.
2014).
1.
Korelasi sederhana
Korelasi
sederhana merupakan suatu teknik statistik yang dipergunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara 2 variabel dan juga untuk dapat mengetahui bentuk hubungan
keduanya dengan hasil yang bersifat kuantitatif. Kekuatan hubungan antara 2
variabel yang dimaksud adalah apakah erat, lemah, ataupun tidak erat. Sedangkan
bentuk hubungannya adalah apakah bentuk korelasinya linear positif ataupun
linear negatif(Suparto.
2014).
a.
Korelasi Pearson Product Moment
Korelasi Pearson Product Moment adalah
korelasi yang digunakan untuk data kontinyu dan data diskrit. Korelasi pearson cocok digunakan untuk statistik
parametrik. Ketika data berjumlah besar dan memiliki ukuran parameter seperti
mean dan standar deviasi populasi. Korelasi
Pearson menghitung korelasi dengan menggunakan variasi data. Berdasarkan keragaman
data, dapat dilihat korelasinya. Korelasi ini menghitung data apa adanya dan
tidak membuat ranking atas data seperti pada korelasi Rank Spearman.
b.
Korelasi Rank Spearman
Korelasi Rank Spearman digunakan
untuk data diskrit dan kontinyu namun untuk statistik nonparametrik. Statistik
nonparametrik adalah statistik yang digunakan ketika data tidak memiliki
informasi parameter, data tidak berdistribusi normal atau data diukur dalam
bentuk ranking. Berbeda dengan korelasi pearson,
korelasi ini memerlukam asumsi normalitas, maka korelasi rank spearman cocok juga digunakan untuk data dengan sampel kecil.
Korelasi Rank Spearman menghitung
korelasi dengan menghitung ranking data terlebih dahulu.
2.
Korelasi Parsial
Korelasi Parsial adalah
suatu metode pengukuran keeratan hubungan (korelasi) antara variabel bebas
dengan variabel tak bebas dengan mengontrol salah satu variabel bebas untuk
melihat korelasi antara variabel yang tidak terkontrol. Analisis korelasi
parsial melibatkan dua variabel. Satu variabel yang dianggap berpengaruh akan
dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol).
Data yang digunakan dalam
korelasi parsial biasanya memiliki skala interval atau rasio. Berikut ini
adalah pedoman untuk memberikan interpretasi serta analisis bagi koefisien
korelas(Suparto. 2014):
a.
0,00 – 0, 199 (sangat rendah)
b.
0,20 – 0,3999 (rendah)
c.
0,40 – 0,5999 (sedang)
d.
0,60 – 0,799 (kuat)
e.
0,80 – 1,000 (sangat kuat)
3.
Korelasi Ganda
Korelasi ganda adalah bentuk
korelasi yang digunakan untuk melihat hubungan antara tiga atau lebih variabel
(dua atau lebih variabel independen dan satu variabel dependen). Korelasi ganda
berkaitan dengan interkorelasi variabel-variabel independen sebagaimana
korelasi mereka dengan variabel dependen. Korelasi ganda adalah suatu nilai
yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara
bersama-sama dengan variabel lain. Korelasi ganda merupakan korelasi yang
terdiri dari dua atau lebih variabel bebas (X1, X2 ... Xn)
serta satu variabel terikat (Y). Apabila perumusan masalahnya terdiri dari tiga
masalah, maka hubungan antara masing-masing variabel dilakukan dengan cara
perhitungan korelasi sederhana (Suparto. 2014).